Toleransi adalah sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan yang ada dalam masyarakat, baik dalam hal agama, suku, ras, budaya, maupun pandangan dan kebiasaan. Dalam konteks kedinasan dan dunia kerja, toleransi menjadi fondasi penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang harmonis, inklusif, dan produktif. Toleransi bukan berarti menyetujui semua hal yang berbeda, tetapi menunjukkan kemampuan untuk bekerja sama secara profesional tanpa diskriminasi.

Dalam lingkungan instansi pemerintah maupun pelayanan publik, pegawai dituntut untuk bersikap adil dan tidak memihak. Mereka harus mampu melayani masyarakat dari berbagai latar belakang secara setara. Oleh karena itu, sikap toleransi harus melekat kuat dalam karakter pegawai, mulai dari penerimaan terhadap rekan kerja yang berbeda keyakinan hingga kemampuan menjaga hubungan kerja yang harmonis tanpa prasangka.

Toleransi juga sangat erat kaitannya dengan kedewasaan emosional dan etika profesional. Seorang yang toleran tidak mudah tersulut emosi saat menghadapi pandangan yang berbeda. Ia mampu menahan diri, mendengarkan dengan terbuka, dan mencari solusi yang dapat diterima bersama. Dalam konteks organisasi, hal ini menjadi kunci penting dalam membangun tim yang solid dan menghadapi tantangan lintas sektor.

Dalam soal TKP, aspek toleransi dinilai dari bagaimana seseorang menyikapi perbedaan di tempat kerja, bersikap adil, menolak diskriminasi, serta tetap menjaga komunikasi positif meskipun tidak sependapat. Jawaban terbaik biasanya adalah yang mencerminkan sikap terbuka, menghargai perbedaan, serta tidak mudah menghakimi orang lain. Toleransi yang tinggi menunjukkan bahwa seseorang siap bekerja dalam situasi multikultural dan kompleks dengan tetap menjaga nilai-nilai profesionalisme dan integritas.

Selain itu, toleransi juga merupakan indikator kedewasaan dalam menyelesaikan konflik. Dalam dinamika kerja, perbedaan pandangan atau latar belakang seringkali menimbulkan gesekan. Seorang yang toleran akan mengedepankan dialog dan memahami sudut pandang orang lain sebelum mengambil keputusan atau bertindak. Sikap seperti ini sangat dibutuhkan untuk membangun pelayanan publik yang ramah, responsif, dan inklusif.

Tips and Trick

• Pilih jawaban yang mencerminkan sikap menghargai perbedaan: Perhatikan apakah pilihan Anda menunjukkan sikap terbuka terhadap pendapat atau kebiasaan orang lain.
• Fokus pada kerjasama: Pilih opsi yang tetap menjaga hubungan kerja meskipun ada perbedaan pandangan.
• Hindari prasangka dan diskriminasi: Selalu utamakan sikap adil, tidak memihak, dan objektif dalam menilai orang lain.
• Dengarkan sebelum merespon: Pilih jawaban yang menunjukkan kemampuan untuk memahami sudut pandang orang lain sebelum menyimpulkan atau menilai.
• Kendalikan emosi: Sikap toleran tidak emosional, tetap tenang dan bijak dalam menghadapi perbedaan atau konflik.

Hindari !

• Bersikap eksklusif: Jangan pilih jawaban yang mengabaikan atau menjauhi rekan yang berbeda latar belakang.
• Menyerang atau merendahkan pendapat orang lain: Ini mencerminkan intoleransi dan tidak profesional.
• Menghindari diskusi: Menghindari topik karena takut berbeda justru menunjukkan ketidaksiapan bersikap toleran.
• Menghakimi secara sepihak: Jangan pilih opsi yang menunjukkan Anda cepat menilai negatif tanpa mendengar penjelasan.
• Memaksakan pendapat pribadi: Sikap ini menunjukkan kurangnya kemampuan menghargai keberagaman.

Soal 1: Rekan kerja Anda memiliki kebiasaan berbeda yang tidak Anda pahami. Apa yang Anda lakukan?

Soal 2: Seorang rekan mengutarakan pendapat yang bertentangan dengan Anda dalam rapat. Apa sikap Anda?

Soal 3: Anda mengetahui rekan kerja Anda menjalankan ibadah di jam istirahat. Apa tanggapan Anda?

Soal 4: Dalam tim Anda ada anggota dari latar belakang budaya yang sangat berbeda. Apa yang Anda lakukan?

Soal 5: Saat menyusun program kerja, rekan dari minoritas kelompok memberikan ide. Apa sikap Anda?